#SIP Proposal Perancangan Aplikasi Alat Tes Psikologi
January 27, 2020LATAR BELAKANG
Stres merupakan hal
yang hampir selalu kita alami. Dalam berbagai bidang kehidupan, kita dapat
mengalami stres karena berbagai masalah atau kesulitan yang muncul. Sebagai
seorang individu dengan banyak kegiatan yang dilakukan setiap hari harus
mempunyai kemampuan mengubah hambatan menjadi peluang dan memahami, mengenali,
sekaligus mengelola kesulitan atau masalah yang dihadapinya tersebut, hingga
tidak membuat individu mengalami stres. Kemampuan mengatasi hambatan atau
kesulitan ini dinamakan Adversity Quotient.
Adversity
quotient menurut Stoltz (2005) mengungkap seberapa jauh seseorang mampu
bertahan menghadapi kesulitan dan bagaimana kemampuan seseorang untuk mengatasi
kesulitan tersebut. Adversity quotient memprediksi siapa yang mampu dan siapa
yang tidak mampu dalam mengatasi kesulitan.
Menurut Stoltz (2005)
Adversity quotient seseorang terdiri dari empat dimensi yang dikenal dengan
istilah CO2RE (Control, Origin dan Ownership, Reach, Endurance):
- Control (kendali), Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Kemampuan individu dalam mempengaruhi secara positif suatu situasi, serta mampu mengendalikan respon terhadap situasi, dengan pemahaman awal bahwa sesuatu apapun dalam situasi apapun individu dapat melakukannya.
- Origin and Ownership (asal usul dan pengakuan), Dimensi ini mempertanyakan siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana seseorang menganggap dirinya sebagai penyebab dan asal usul dari kesulitan tersebut. Mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan mencerminkan tanggung jawab. Adversity quotient mengajarkan orang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mereka sebagai salah satu cara memperluas kendali, pemberdayaan dan motivasi dalam mengambil tindakan.
- Reach (jangkauan), Dimensi ini mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu. Kemampuan individu dalam menjangkau dan membatasi masalah agar tidak menjangkau bidang-bidang yang lain dari kehidupan individu. Individu dengan adversity quotient yang tinggi merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas.
- Endurance (daya tahan), Dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa lama kesulitan itu akan terus berlangsung dan tanggapan indivudu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu bukan masalah, kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sebagainya.
Dari
penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa adversity quotient begitu penting bagi
seorang individu untuk memiliki daya tahan yang baik terhadap tekanan dan
tanggung jawab yang tinggi untuk terus mengembangkan diri mereka serta akan
senantiasa termotivasi dalam mengerjakan sesuatu. Individu juga yakin bahwa
permasalahan yang dihadapi memiliki nilai positif untuk perkembangan pribadinya. Penulis tertarik untuk membuat adversity quotient test agar individu dapat mengetahui
tingkatan adversity quotient yang dimiliki dan dapat meningkatkannya.
Penulis akan
membuat tes ini dalam bentuk web online yang nantinya dapat digunakan melalui
platform Google dengan link yang dengan mudah dapat disebar. Individu dapat mengerjakan tes ini dengan smartphone yang dimiliki dan agar lebih mudah dan praktis, individu hanya perlu masuk ke link yang sudah tersedia, individu akan dapat langsung mengerjakan
tes tersebut tanpa perlu mengunduh aplikasi tertentu. Individu yang sudah mengikuti test nantinya akan mendapat email yang berisikan hasil dari test tersebut beserta penjelasannya.
FLOWCHART
DESIGN INTERFACE
Gambar pertama adalah tampilan awal untuk tes adversity quotient, pengguna mendapat dua opsi yaitu untuk mengenal adversity quotient dan langsung login untuk memulai tes.
Gambar kedua adalah tampilan jika pengguna meng-klik "mengenal adversity quotient", ini merupakan penjelasan singkat mengenai adversity quotient. Setelah membaca penjelasan singkat ini, pengguna bisa login untuk memulai tes,
Gambar ketiga adalah tampilan mengisi data untuk login agar bisa memulai tes.
Gambar keempat adalah tampilan instruksi pengisian tes. Setelah selesai memahami instruksi, pengguna bisa klik "mulai tes!"
Gambar kelima adalah tampilan saat pengguna mengerjakan soal tes. Ini adalah contoh soal yang juga dilengkapi dengan pilihan "sebelumnya" untuk kembali ke soal sebelumnya dan "selanjutnya" untuk mengisi soal selanjutnya.
Gambar keenam ini adalah tampilan saat pengguna menyelesaikan tes berupa hasil tes yang didapatkan. Pengguna akan segera dikirimkan hasil tes ke email yang digunakan untuk login agar bisa membaca analisis hasil tes dengan lebih jelas.
Stoltz, P. G. (2005). Adversity
quotient : Mengubah hambatan menjadi peluang. Jakarta: PT Grasindo
0 comments